Kamis, 26 Desember 2013

Sebut Saja Desember


Desember dulu..

Ada saja cerita disini. Sebentar, aku bercerita bulan ini, tapi beberapa tahun yang lalu. Sebut saja, sudah lama, dua tahun, tiga tahun, atau lebih. Iya, untuk bagian cerita ini aku malas berterus terang. Ini tentang desember, tentang kelabunya bulan ini beberapa tahun yang lalu itu.
Pelajarannya, bahwa hidup ini sebentar saja. Iya, sangat sebentar, seperti kepergianmu. Kami kehilangan, sangat kehilangan, secepat itu pergi. 

Ya, terkadang hidup itu simple. Mungkin se-simpel orang yang memiliki panggilan dua huruf saja dalam hidupnya, “Fa” misalnya. Atau, hidup itu se simple orang yang nyaman bercerita satu sama lain, lalu jatuh cinta. Simple, tidak banyak basa-basi, dan pergi, untuk hidup yang lebih lama. Oke, kami terima, kami berdoa yang terbaik untukunya.

Desember kini...

Ada yang nge-banyol bulan desember, berarti bulan dimana kita bisa menonton film “Home Alone” untuk yang ke 54500 kalinya. Lucu memang, tapi benar adanya. Ada-ada saja. Oke, lupakan…
Rutinitas kerja, kuliah, mengalir biasa. Sangat biasa, dan ada hal yang membuat semuanya berbeda. Ya, terima kasih sebelumnya
Yang special. Ini tentang “ikrar” sederhana, tapi berat untuk menjaganya. Ikrar yang nanti bakal bercerita banyak hal, kejujuran, saling mengingatkan, melengkapi, dan banyak hal-hal lainnya atas nama sepasang kita. Ya, kalau saja salah satu ada yang tidak mendahuluinya, mungkin ceritanya akan mengalir biasa saja seperti bulan-bulan lainnya. Beruntunglah, kamu membuka pertanyaannya, lalu jelaslah apa yang selama ini ditahan. Terima kasih…
Lalu..? seperti biasa, saat sejenak hening, terus apa lagi..? itu pasti kalimat tanya mu yang terus memancing cerita. Menarik, satu per satu terbuka, terang benderang. Ya, terang benderang, ini momen penting, momen dimana kamu akan mantap atau ragu. Iya kan…
 Terus apa lagi…? Terus, kita akan terus bercerita, tidak hanya di bulan ini, bulan selanjutnya, dan kembali lagi di bulan ini lagi, mungkin merayakannya dengan cerita yang terkumpul. Semoga saja, bisa demikian.

Desember Mendatang…

Adanya hanya harapan. Sampaikan kami, ditempat kami akan merayakannya, dengan cerita-cerita kami. Semoga saja, kesempatan berpihak atas nama kita. Ya,kami terbatas, tidak layak banyak sesumbar untuk mendatang. Sebab ada Kuasa yang lebih digdaya, semoga saja yang Kuasa memberikan kesempatannya untuk Kita merayakannya kembali di bulan ini. Sebut saja Desember.. tepatnya Dua Desember.. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar