Rabu, 17 Desember 2014

Ketika Penyiar Jumpa Pendengar



Minggu, 7 Desember 2014 mungkin adalah momen istimewa bagi radio Bimasakti fm. Setelah sekian lama vakum mengadakan event jumpa pendengar, kali ini kembali diadakan. Banyaknya permintaan dari pendengar membuat acara ini untuk segera dilaksanakan.

Alhamdulillah.... berkat kerja keras tim, nyari sponsor kesana kemari akhirnya dapat juga. FYI, nyari sponsor itu susah... susahnya sama kayak lu mau nyari kenangan-kenangan yang tersisa bersama mantan. Uhuk-uhuk....

Selain itu, jauh-jauh hari sebelum acara dimulai, promo jumpa pendengar ini pun terus-menerus disiarkan. Tujuannya so pasti supaya banyak pendengar yang tahu kalo ada event akbar ini. Nah, meskipun promonya setiap hari. Acara ini terbatas pesertanya loh, kalau nggak salah untuk 40 peserta saja. Ya.... lumayan lah 40 orang, sangat cukup kalau digunakan untuk tawuran sama anak STM.

Hasilnya............. satu per satu pendengar yang kemasukan roh jahat pun mulai merapat dan menumbalkan dirinya untuk dikorbankan dalam acara tersebut. Btw, ini lagi ngomongin jumpa pendengar apa jumpa Nyi Pelet sih..

Oke fokus. Pendaftar acara jumpa pendengar ternyata lebih dari cukup. Selanjutnya tinggal mengantisipasi pendaftaran on the spot... biasanya ini pendengar yang sok sibuk. Jadi nggak ada waktu buat daftar dulu jauh-jauh hari.

Benar saja saat acara berlangsung, peserta yang daftar on the spot jumlahnya banyak. Kabar baiknya semua tetap diterima dan boleh mengikuti acara off air ini.

Pukul 08.00 peserta mulai berdatangan ke studio Bimasakti fm. Saya dan crew lainnya pun berbagi tugas. Ada yang bertugas di dalam mengatur urusan sounding, sebagian ada yang dibagian registrasi, dan sisanya Saya di halaman studio ngurusi parkir kendaraan peserta.

*hening*

Lumayan... idep-idep ngelatih skill-multitasking ­saya. Bisa siaran, bisa juga ngatur parkiran. Fix, keren.... 

(Entah abis nelen apa.. saya bisa nulis begitu)

Lupakan masalah parkiran ! Yang jelas saya berada di garda terdepan menemui pendengar-pendengar Bimasakti. Saya pun bisa melihat tampilan-tampilan peserta yang datang ke studio. Ada yang dandannya biasa bangeeet seolah dia cuma mau pergi ke pasar pagi. Ada juga yang dandannya niaaaaaat banget, asesorisnya dimana-mana, rame banget kayak gapura Agustusan. Ah sudahlah, namanya juga manusia. 

Peserta-peserta cowok yang baru saja datang langsung salaman ‘gaul’ dengan saya. Lu tahu kan salaman gaul..? itu loh salaman yang tangannya muter-muter gak jelas kayak Komedi Putar kena angin ribut.

Sementara peserta yang cewek salamannya kalem saja. Ada salah satu dari mereka yang malu-malu nyeltuk tanya “Dion ya....?”

“Iya aku Diooooon...” jawab saya bersemangat sambil membentangkan kedua tangan. Entah mau apa saya bentangkan tangan segala

Kemudian dia lansung berpaling meninggalkan saya.

Ngarep !!

Lalu ada juga yang tiba-tiba nanya “Kuliah di UI ya...?”

“Jiaaah kok tahu. Iya aku kuliah di UI, Utara Islamic..” jawab saya sambil siap-siap tos dada. Berhubung yang ada di hadapan saya bukan cowok satu tongkrongan tapi perempuan, akhirnya niat itu saya urungkan.

Ada juga salah seorang peserta perempuan yang berkerudung jingga malu-malu ngomong ke saya “Eh, cuaca hari ini cerah ya....?”

“Iya.. cerah” jawab saya sambil mimisan.

Berhubung peserta sudah memenuhi ruangan, acara pun dimulai. Pembawa acaranya dalah dua MC gilaaaak @Feril_Bimasakti dan @Vino_Bimasakti. Sudah deh jangan ragukan kegilaan mereka, parah !! Peserta pun dibuat pegal perutnya oleh banyolan-banyolan pembuka mereka. Waktu itu diam-diam dalam hati saya berharap peserta tidak ada yang salah urat perutnya gara-gara kebanyakan ketawa.

Sesi selanjutnya adalah perkenalan satu per satu penyiar Bimasakti fm. Biar pendengar tahu seperti apa sih rupa penyiar yang selama ini mereka dengar di radio. Apakah rupa penyiar sekeren suaranya ? biasa saja kah ? atau naudzubillah enggak banget mukanye !!!! setidaknya pertanyaan-pertanyaan itu terjawab di acara ini.

Jawabannya kayakanya banyakan yang pertanyaan pertama deh.. “Ih keren banget orangnya... sekeren suaranya...”

*benerin poni*

Bela diri itu wajib.!

Yang kejatah memperkenalkan diri paling pertama adalah yang penyiar paling senior mba Rizky dan Mr. Kepok. Living legend of Bimasakti kalau saya bilang... selanjutnya giliran @Dayu_Bimasakti dan kembarannya Aliando si @Dionbimasakti.

Yang protes silahkan tekan tombol close  !!

Saat memperkenalkan diri, saya ngomong yang penting-penting saja sih. Seperti, siapa pacar pertama saya, apa zodiak saya, dirumah chanel Indosiar nomor berapa. Gitu doang sih... itu penting kan ?

Dalam sesi tersebut, pendengar juga sambil bertanya-tanya secara langsung kepada penyiar. Diantaranya pertanyaan, Sejak kapan sih kakak jadi penyiar ? Apa sih kesulitan jadi penyiar ? Kakak kapan keluar jadi penyiar ?!!

Hufet. Kadang ada pendengar yang durhaka sama penyiar.

Setelah sesi buka-bukaan dengan penyiar selesai. Sesi selanjutnya adalah nonton film bareng. Lu tahu film apa ? Yang jelas bukan film hantu puncak datang bulan. Film Annable yang horor itu loh. Lu tahu kenapa kita pilih nobar film horor ? Biar peserta yang mayoritas cewek pada histeris dan tanpa sengaja meluk penyiar yang duduk disampingnya.

Kenyataannya ?

Malah saya yang histeris.

Tanpa terasa hampir dua jam berlalu, film biadab itu selesai diputar. Selanjutnya sesi bagi-bagi dorprize, biar peserta makin bersemangat.

Akhirnya, acara yang super duper kece ini pun berakhir dengan kelegaan. Sebelum peserta pulang, crew bimasakti mencoba mengabadikan momen-momen istimewa ini dengan foto bareng.
 
Jangan ditanya mana yang paling kece. Udah keliatan kok.. :))

Waooow... ada debar yang dalam saat saya dan crew berpisah bersalam-salaman dengan pendengar. Kedekatan batin yang luar biasa. Rasa haru, peserta yang datang diluar ekspektasi kita.

Semoga dilain kesempatan kita berjumpa lagi, hey pendengar...

“Radio without listener is nothing.....”

See u next post...

Selasa, 02 Desember 2014

Hari Kedua pada Bulan Terakhir


Aku masih ingat betul saat pertama kali ku melihatnya. Langkah kakinya cepat. Yang khas, kepalanya selalu menunduk sepanjang perjalanan tanpa merasa khawatir didepannya akan menabrak tiang listrik, pohon mangga, atau bahkan godzila...

Pernah, aku melihat tatapan matanya, tajam menyimpan kekuatan. Tapi tetap, aku juga melihat kerapuhan pada sisi lainnya. Rapuh serapuh tulang lutut manula...

Lalu pada suatu ketika aku berkesampatan duduk tepat bertatapan dengannya. Aku melihat dia bercerita tentang kehidupannya. Tentang apa yang dia suka, siapa comic favoritnya, apa buku bacaannya, berapa banyak koleksi film di laptopnya. Beruntung.. diantara cerita-ceritanya, dia tidak bercerita tentang siapa boyband Indonesia favoritnya...

Tidak tahu mengapa, pertemuan kita yang tanpa sengaja selalu meninggalkan tawa. Seperti orang yang baru saja selesai nonton opera van java..

Lalu... diam-diam kita sepakat memulai cerita panjang ini dengn baik-baik. Dan seiring berjalannya waktu, kita seperti sedang menyusuri jalan baru pada suatu peta yang masih asing. Pada peta itu, jalan tidak selamanya lurus. Kadang berbelok kanan lalu secara tiba-tiba berbelok kiri. Tidak lupa, persimpangan yang memaksa kita harus memutuskan satu diantara dua pilihan juga kita hadapi..

Tidak jarang, kami merasa letih melalui perjalanan panjang ini. Tapi dia selalu lebih dahulu bangkit menyemangati, “life is never flate...” begitu kata-katanya. Mendengar dia mengatakan itu, dalam hati aku terpana “Gilak, kata-katanya keren.. You rock girl..”. Sampai pada akhirnya aku tahu, ternyata itu tag line iklan jajan kripik kentang !!!

Tapi itu benar-benar tidak menjadi alasanku untuk berhenti terpana kepadanya. Dia punya satu cerita rahasia. Cerita tentang dirinya yang istimewa. Mendengar dia selesai bercerita.. aku melihat keteduhan pada kedua matanya. Sama seperti keteduhan semua mata manusia yang baru membuka rahasianya. Ada ketenangan dan kekhawatiran campur jadi satu.

Lalu sampailah di hari kedua pada bulan terakhir, perjalanan itu masih bertahan. Entah akan sampai kapan, yang jelas perjalanan ini sudah satu putaran. Semoga terus berputar.. kembali melalui hari kedua pada bulan terakhir selanjutnya, dan seterusnya... semoga saja.

Harapannya, jadikan kita dalam putaran itu seperti dua jam weker yang saling membangunkan. Jadikan seperti plang penunjuk arah pada perempatan, sebagai penunjuk kemana kita akan berjalan. Jadikan aku dan kamu seperti manusia yang apa adanya, saling menerima, dan bersiap untuk perjalanan cerita selanjutnya...

See you.. di hari kedua pada bulan terakhir selanjutnya.