Senin, 10 November 2014

Menuliskan Kegelisahan



Ide adalah titik awal dari terbentuknya sebuah karya. Sebuah cerita yang terkumpul dalam buku yang tebal pasti juga bermula dari sebuah ide.

Nah, masalahnya adalah menemukan ide itu gak mudah. Bahkan saking sulitnya, ada yang bilang bahwa ide seakan-akan mahluk langka yang jarang sekali orang lihat, seperti siluman buaya putih dalam sebuah perkampungan. Ide yang baik seolah datang setahun sekali, bahkan ada yang bilang ide itu kayak warisan wangsit, datang dengan sendirinya. Benarkah ?

Jawabannya, tidak !!! Seribu persen tidak.

Ide tidak datang dengan sendirinya. Kamu harus menggali, untuk menemukan ide. Ide yang baik adalah ide yang kita gali sendiri.

Caranya ?

Caranya, temukan kegelisahan dalam hidup kamu. Ini adalah rumus paling mudah dan ampuh untuk siapa saja yang ingin menemukan sebuah ide. 

Kenapa mudah ? 

Karena kegelisahan itu benar-benar kita rasakan dalam kehidupan nyata. Tidak ada yang lebih mudah dari menulis keresahan-keresahan kita. Ini berlaku untuk siapa saja, baik itu penulis buku, penulis kolom di surat kabar, maupun stand up comedy-an. 


Raditya Dika, adalah salah satu penulis yang menulis buku berawal dari kegelisahannya. Serial malam minggu miko-nya juga berawal dari keresahan terhadap malam minggu yang hanya Radit habiskan di rumah dengan nonton bola dan ngobrol sama kucingnya. Ngenes..

Begitu juga seorang comic (baca: pelaku Stand up comedy) pasti sebagian besar melucu dari kegelisahan-kegelisahan disekitar kita. Kenapa mereka seperti itu ? tentu jawabannya sama seperti yang diatas: menulis dan menceritakan kegelisahan itu mudah.

Mudah, karena saat kita menulis akan terus menerus mengungkapkan apa yang selama ini kita gelisahkan. Saat kamu menemukan kegelisahan usahakan langsung kamu curahkan dalam tulisan. So, sediakan notes kecil yang bisa kamu bawa kemana-mana. Karena kamu tidak akan pernah tahu dimana akan menemukan kegelisahan. Bisa saja saat di jalan kamu menemukan kegelisahan gara-gara ketemu sama mantan, tapi dia acuh seolah gak pernah kenal. Nah loh... gelisah kan..

Jadilah dari kegelisahan seperti itu mungkin kamu akan bisa menulis karya tentang mantan yang nyebelin. Terus dibukukan, dijual kepasaran, dan jadi best seller. Tuh, sakit hati bisa jadi royalti...

Selama ini saya bisa bertahan konsisten nulis di blog sejak tahun 2009 juga karena kegelisahan. Hampir semua tulisan-tulisan saya di blog ini, maupun di blog yang dulu berawal dari keresahan-keresahan hidup. Saya pernah menulis tentang “Gara-gara Serigala”, tulisan itu berawal dari kersesahan saya terhadap sinetron GGS yang lagi naik daun kelor. Gara-gara sinetron itu, semua anak tetangga saya rusak.. Padahal masih banyak loh acara-acara yang bermutu lainnya, 7 Manusia Harimau misalnya... *eh sama aja Nyet !

Pernah juga saya menulis tentang Hebatnya Camera360. Waktu itu saya resah banget sama abg-abg di social media yang terampil mempercantik diri dengan aplikasi itu. Saya banyak menemui foto-foto cewek yang kulitnya putih seperti artis korea. Padahal saya tahu persis seperti apa asli wajahnya, bukan seperti arti korea, tapi lebih seperti artis korengan..

Atau tulisan saya yang duluuuuuu banget, waktu masih zaman SMA. Saat saya masih belum bisa bedain mana Agnes Monica mana Chika Jesica. Tulisannya tentang mengidolakan seorang cewek satu sekolahan. Itu juga berawal dari kegelisahan saya yang hanya bisa menjadi secreat admirer. Waktu itu saya menulis betapa gak enaknya jadi secreat admirer. Yang mau baca bisa klik disini. Tapi maaf, tulisan saya yang dulu masih alay-alay anak SMA. Loh emang sekarang tulisan lu gak alay Yon ? Ya alay juga sih, tapi alay-alay anak kuliahan. Rencana, tahun depan tulisan saya bakal alay-alay rasa anggur. 

(Woy, itu Ale-ale...!)

Jujur, saya merasakan lebih mudah jika menulis kegelisahan-kegelisahan sendiri. Saya benar-benar menjadi diri sendiri, menulis mengalir seperti air kran di mushola sebelah. Walaupun kadang-kadang macet sih kalau belum bayar PAM.. #MulaiCurcol

Jika ada yang bilang “Gue tidak punya kegelisahan Yon....”

Saya jawab: tidak mungkin ! umumnya manusia pasti mempunyai kegelisahan-kegelisahannya sendiri. Kamu mungkin merasa tidak gelisah, namun sebenarnya kamu belum sadar terhadap kegelisahanmu.

Pertanyaan-pertanyaan berikut ini mungkin bisa membantu kamu menemukan kegelisahan :

1.   Apa yang selalu membuat kamu kesal ?
2.   Apa akhir-akhir ini mengganggu pikiranmu ?
3.   Apa pengalamanmu yang paling menyedihkan ?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas kemungkinan akan menjadi kegelisahan yang menjadi ide dasar kamu bercerita. (Raditya Dika, Rahasia Menulis Kreatif, Hal. 7)

Contoh:
1.   Jika apa yang selalu membuatmu kesal adalah orang tua yang selalu mengekang kamu, maka buatlah cerita tentang seorang anak remaja yang ingin menemukan kebebasan, atau tentang seorang remaja yang ingin tahu rasanya dipercaya orang tua sendiri. 

2.   Jika apa yang mengganggu pikiranmu selama ini adalah tentang susahnya bikin skripsi, maka kamu bisa menuliskan cerita tentang catatan mahasiswa tingkat akhir.

3.   Jika pengalaman yang paling menyedihkan adalah pacar yang direbut sama teman sebangku secara terang-terangan, maka kamu bisa menuliskan tentang sahabat yang tidak menghargai arti persahabatan. (Amit-amit jangan sampe terjadi ya...!)


Nah untuk memperjelas lagi gambaran kegelisahanmu, berikut ini ada beberapa gambaran kegelisahan yang dialami mayoritas orang sesuai dengan rentan umurnya.

Umur 17 – 21 tahun, biasanya menggelisahkan tentang : Cinta pertama, mencari sahabat, diberikan kebebasan oleh orang tua, dll.

Umur 21-25 tahun, biasanya menggelisahkan tentang : Nostalgia masa lalu, membandingkan pekerjaannya dengan orang lain, merasa ragu apakah jurusan kuliah dan kariernya benar, dll.

Umur 50-60 tahun, biasanya menggelisahkan tentang : keinginan untuk kembali merasakan muda, merasa banyak mimpi belum terpenuhi, keinginan untuk memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga.

Setiap generasi pasti punya hal-hal yang mereka gelisahkan. Nah, kamu bisa mencocokan dengan kondisi kamu sekarang. Kalau sudah ketemu, lalu tulislah kegelisahan kamu.. 

Saya pikir cukup sampai disini dulu tentang menulis kegelisahannya. Bagaimanapun juga tulisan ini baru bisa membantu memecahkan problem ide awal menulismu. Jika kamu ingin menulis sebuah buku, maka perjalanan kamu masih sangat panjang. Menemukan kegelisahan untuk sebuah ide cerita semacam ini adalah titik awal untuk perjalanan bercerita kamu. So, saya harap, tulisan ini bisa membantu kamu menemukan ide awal menulis. 

Menulis paling mudah adalah menulisakan kegelisahan kita sendiri. Gak percaya ? Coba aja...

See u next post..

PS : Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis selama menjadi blogger dan juga sebagai pengembangan dari buku Raditya Dika, Rahasia Menulis Kreatif, hal 7-8.