Jumat, 21 Maret 2014

Penyebab Jomblo Berkepanjangan



Hay, gimana kabar..? Baik kan..? Masih jomblo kan…? *eh maap sudah menyinggung perasaan Lu mblo.. Pissss..!

Well, akhirnya bisa nge-posting artikel lagi setelah galau berminggu-minggu gara-gara tugas perkuliahan dan kerjaan. Oke , ini gak penting, lupakan.

Yang terpenting tuh kalau ngomongin jomblo. Yups, jomblo memang selalu ada bahan untuk dikucilin. Sial banget emang nasibnya. Sabar aja deh ya..! dalam hati ‘rasain lu….!’ 



Oke, buat yang sok-sok an lugu dan gak tahu apa-apa tentang jomblo. Gue jelasin nih, apa itu jomblo. Nah, biar penjelasan gue terlihat dasarnya kuat dan sedikit ilmiah. Gue sertakan pendapat Profesor yang ahli di bidangnya (Baca: Bidang Jomblonologi)

Prof. Raditya Dika menjelaskan dalam sebuah paper-absurd nya Jomblo di Indonesia dikenal dengan nama ilmiah Fakir Asmara. 

Nah, berarti secara sederhana, yang namanya jomblo itu adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak memiliki pasangan hidup dikarenakan ‘fakir’ atau ‘miskin’ asmara.

Menurut pandangan Prof. Raditya Dika, kaum jomblo di Indonesia sering dianggap sebagai warga Negara kelas dua. Mereka dilecehkan, dan dianiaya secara psikologis. Setiap malam minggu, mereka sibuk nangis sambil sampoa-an. Bahkan, beberapa dari mereka tidak mengenal Malam Minggu, hanya mengenal Sabtu Malam.

Oke, gue rasa cukupkan sebentar keterangan dari Bapak Profesor yang terhormat, sebelum para Jomblo yang baca blog gue nangis darah. 

Yang jelas, kali ini gue mau mencoba mencari penyebab kenapa sih kamu Jomblo..?

Dari pertanyaan simple ini, beberapa kali gue pernah sempet penelitian dengan tehnik wawancara serampangan dengan beberapa kaum jomblo (baca: jomblo akut, jomblo kronis)

#OrangPertama
“Eh, kenapa sih kamu masih nge-jomblo…?” Tanya gue penasaran.
“Owh, gue jomblo..” dia menarik nafas sejenak. “ Gue jomblo karena, ngerasa belum nemu yang cocok aja..” jawab orang itu peres.

#OrangKedua
“Bro..! kenapa sih, lu Jomblo..?” gue pasang muka serius.
“Gue..?”
“Iyalah, siapa lagi coba..” gue kesel.
“Gue Jomblo, karena gue mau focus sekolah dulu. Apalagi bentar lagi ujian nasional…” dia menjawab dengan nada yakin dan pasti. Meskipun gue sebenarnya tahu, dalam hati pasti dia berteriak “Iya gue jomblo karena gue berkali-kali jadi korban penolakan cewek….!” 

#OrangKetiga
“Dab, gue penasaran, lu kan keren, muka lo boleh lah, kok masih aja jomblo..?”
“Owh, emang gue keren. Iya gue jomblo, karena gue ngerasa belum ada yang klik sama selera aku..” jawab cowok itu dengan sedikit genit.
“Wah, belum ada yang klik sama selera lu. Kalau boleh tahu, emang yang klik itu yang seperti apa sih..?”
“Yang ada kumisnya tipis, rambutnya hitam, dan hidungnya gak mancung-mancung amat..”
“Eh, tunggu-tunggu. Yang kumisnya tipis, rambutnya hitam, dan hidungnya gak mancung-mancung amat. Lah, itu kan gue….!” Gue shock. “Lo kan cowok..! woy Istighfar…!” akhirnya gue kabur, setelah tahu ternyata responden yang ketiga adalah cowok maho.

Tragis.

Guys, sebenarnya jawaban-jawaban yang diberikan oleh dua responden diatas itu hanyalah alibi. Kedok, biar si-jomblo terlihat stay-cool , tabah, dan nyaman menjalani masa-masa jomblonya. Percaya deh ama gue, pasti tiap malam minggu, mereka suka nangis dibawah shower..
Gak ada teori jomblo tabah. Udah deh, mending langsung aja gue buka penyebab kenapa lo jomblo berkepanjangan. 

Pertama, Terlalu Sibuk.
Terlalu sibuk memang menjadi salah satu penyebab lo terus-terusan jomblo. Bisa aja kamu terlalu focus sama pekerjaan, sama sekolah, dan banyak kegiatan sok sibuk lo yang lainnya. Efeknya, lu jadi gak sempet nyari gebetan atau nyediain waktu buat ngedektin orang lain.

Nah, pokoknya buat kamu yang sampai saat ini masih bertanya-tanya dikala mandi dibawah shower sambil shampoan.. “Ya Tuhaaan..! Kenapa ya Tuhaaan…! Kenapa gue masih jomblo…? Kenapa..?” Dramatis abis.

Mulai sekarang, renungilah sendiri. Sejauh ini apa yang sudah lu lakukan untuk mengentaskan status jomblo lu. Gak ada..? ya iyalah, orang lu sibuk ngurusin kerjaan mulu, tapi lu gak pernah sibuk ngurusin perasaan lu. Ya gini lah jadinya, Jomblo berkepanjangan.

So, mulai sekarang juga. sediakan waktu untuk hatimu untuk mencari-cari hati lawan jenis kamu. Bagaimanapun juga, kesehatan hati dan perasaan kamu itu gak kalah penting dari pekerjaan kamu loh. Camkan itu Armando hose..! *lah

Kedua, Mainnya di Situ-situ Aja 

Udah deh, mulai sekarang kalau bisa lu itu jangan main ditempat itu-itu saja, jangan Cuma main dikelas aja, jangan juga main dikantor doang. tapi, mulai saat ini lebarkanlah sayap kamu, coba bergaul ketempat lain dengan suasana baru.

Oke, gue terpasa kutip lagi pandangan Prof. Raditya Dika dalam paper-nya. Beliau bilang gini :
“Untuk dapat pacar, kita harus pintar ‘mendistribusikan’ diri sendiri. Artinya, kita harus sering-sering kelihatan dimana-mana dan eksis. Semakin eksis, semakin besar kemungkinan bertemu calon pacar. Caranya gampang: Ikuti kegiatan-kegiatan sekolah, kampus, dan sering ikut kopdar.”
  

Nah, tuh dasyat banget kan pandangan Profesor. Jadi, lo harus tepat memilih tempat untuk mendistribusikan diri supaya orang lain bisa tahu siapa lo.

Ketiga, Belum Bisa Move On. 

Masih inget mantan gebetan, mantan pacar, dan istilah mantan-mantan yang lain adalah salah satu penyebab kenapa lo masih aja jomblo. Ada yang bilang gini…

“Ibarat layangan nih, jiwamu yang sekarang sedang terbang, tapi benangnya masih nyangkut di mantan. Makannya terbangnya masih disitu-situ aja..” 

Oke, gue akui move on itu butuh waktu. Dan memang gak semudah memebalikan telapak tangan gajah hamil. *lah

Tapi kita tu gak boleh barlarut-larut dalam jeratan bayangan mantan. Dan jangan sampai juga, benang layangan kita nyangkut di mantan. Layangan hati kita layak untuk mendapat status baru, dan lupaan mantan sekarang juga. kalau boleh pinjam slogan salah satu parpol, gini.. ‘Katakan tidak pada mantan….!’ (Itu korupsi kaeleusss…!)

Keempat, Terlalu Pemilih. 

Ini dia nih salah satu yang menjadi penyebab jomblo bertebaran dimana-mana. Lo terlalu pemilih….! Woy, kebanyakan orang yang begini terlalu memasang grade diatas rata-rata (baca: kebangetan) dan kadang suka gak sadar sama diri sendiri, siapa dia sebenarnya. Padahal dia kan orangnya jelek, masa mau mengharap yang sekelas Miranti Idol, wah kebangetan banget tuh…! (Pliss, jangan bawa-bawa Miranti…! Lo boleh bawa-bawa Miranti kalau pas lagi dapet aja. Woy itu Kiranti….! *eh)

Terlalu pemilih berarti terlalu banyak pertimbangan. Dan akibatnya, apa yang diharapkan malah gak ada yang kesampaian. Bahaya kan..
Terlalu pemilih itu tanda gak bersyukur. Mungkin pada kenyatannya banyak yang bisa kamu pilih, namun karena kamu orangnya terlalu pemilih, maka tak ada satupun dari mereka yang bisa kamu miliki. Padahal, untuk tahu pilihan kita benar atau tidak itu harus dengan mencoba menjalani pilihan dulu. Tsaaaaah… cakep banget kata-katanya. 

Kalem.

Yang jelas lu jangan Terlalauuuu…. *dengan logat ala Rhoma Irama*

###
Nah, kira-kira itu dia noh yang menyebabkan kenapa sampai saat ini lo masih jomblo. Semoga artikel yang apa adanya ini bisa membuka mata hati kamu untuk segera move on, untuk segera dandan, untuk segera ngaca, dan tidak lupa juga untuk segera berobat kalau lu maho..! Pisss..!

Harapan gue tentu supaya lu segera melepas gelar ‘fakir asmara’ yang menjerat hidup anda. Karena bagaimanapun juga, pemerintah hanya punya anggaran bantuan untuk fakir miskin saja, bukan untuk fakir-fakir asmara. So, segeralah cari dan kejar jodohmu sekarang juga…! dan berikanlah sedekah cinta….!



So, gue pamit, dan…..

See U Next Post…

Minggu, 09 Maret 2014

Setelah Pasar Buku Murah


Berawal dari tawaran Job jadi petugas jaga meja panitia pasar buku murah dari teman satu studio. Gue terima aja tawaran itu, toh kerjaan gue masih banyak waktu luangnya kok, kuliah juga belum mulai masuk, dan pastinya gue pengin nyari pengalaman lain.

Yang istimewa adalah mungkin pasar buku murah ini belum lama diadain ya. mungkin, baru sekitar 5 bulan. Dan gue masih inget bingit, eh banget kalo waktu itu gue masih jadi pengunjung (baca: yang liat-liat buku doang, tapi gak beli).

Waktu itu gue gak pernah kepikiran, gue bakal jaga pasar buku murah nge-wakilin panitia. Koar-koar berjam-jam, ngelayanin pembeli, dan segala macem lainnya. Gue gak pernah kepikiran itu semua, cius..! gue Cuma kepikiran kamu, waktu itu… *eh (kenapa jadi nge-gombal)
Berdasarkan hal-hal ”Indah” itu akhirnya gue fix terima job itu. benar saja, banyak hal-hal seru gue alamin selama 8 hari. Seneng dan sedih campur aduk jadi satu, yaitu adukan semen. *loh
Oke, gue mau share yang endes-endes dulu. Eh, kalian tahu nggak apa itu endes ? itu loh, bahasa bancinya enak. Tahu kan..? Ah, jangan pura-pura gak tahu deh. Masa kalian lupa sama bahasa kaum sendiri. #NgajakinRibut
Oke, focus..
Pastinya, gue jadi makin belajar lagi tentang public speaking dan public relation . tahu arti kedua istilah itu..? enggak tahu..? yaudah, sama dong, gue juga gak tahu. #PuraPuraBego
Pokoknya, itu lah. Heheheh, gue males neranginnya sob.
Terus gue juga ngerasa nemuin “Wah-Moment” pas ketemu sama temen-temen yang dah lama banget gak pernah ketemu. Salah satunya, gue ketemu sama salah satu temen SMP yang mungkin kalau dihitung-hitung udah 5 tahun lebih gak pernah ketemu. Wah, itu berasa special banget sob, apalagi sekarang doi dah sukses kerja diluar pulau jawa.
Gue juga jadi ketemu sama, guru-guru gue di Madrasah juga. dan pastinya, gue ketemu sama….. ah, sudahlah.
Itu bagian seru alias seneng-senengnya. Nah, kalau bagian sedihnya, mungkin gue sebut sebagai “Pait-Moment”.
Bagaimana gak pait coba. Ada beberapa tanggal monumental untuk hidup gue dan hidup someone gue lewatin begituuuuu sajaaaaa…. *dengan nada lagu RAN*
Gue baru sadar, kalau waktu job yang satu ini, susah ditoleransi. Yups, mungkin karena ini event langka yang gak setiap bulan ada. Jadi, wajarlah kalau jam kerjanya susah di-nego. Sial, gue gak sempet kepikiran sebelumnya. Tapi sudahlah, semuanya sudah berlalu..
Sejenak gue jadi inget quotes “Dou Aneh”
          Jika ada dua pilihan. Maka salah satu, harus ada yang lebih diutamakan…”
Well, dengan berat hati jawabannya gue utamain job itu. Banyak hal, factor, dan pertimbangan lain. Jadi bukan keputusan se-enaknya sendiri. Inget ya… *kedipin mata tetangga sebelah*

Selain itu, apalagi..?
Ya, tenaga gue terkuras abis. Cuapek level profinsi mungkin. abis siaran 3 jam, berangkat jaga pameran, pulang ke studio bentar, pulang ke rumah jam 5 sore, tidur jam 9 malem, bangun, berangkat siaran lagi jam 4 pagi. Dan selama 8 hari kegiatan itu berlangsung secara tertib (Ini udah kayak wudhlu).
Gue berpikir sejenak. Ternyata, cara diatas bisa juga untuk ngurusin badan. Atau bahasa halusnya, bisa dijadiin terapi diet alami. Pasti deh, berat badan lo turun.. gue udah buktiin. Nih, sekarang gue tinggal tulang sama kulit doang… *eh
Ada lagi..?
Ya, total selama 4 hari, gue terpaksa ngorbanin kuliah gue. demi Tuhan, gue gak pengin kalian tiru adegan ini, jika kamu belum benar-benar professional dan tanpa didampingi ahli. *lah
Gue janji, kalau saja itu bukan minggu pertama kuliah. Mungkin gue bakal tolak job itu mentah-mentah, bahkan gak pakai mateng. Tapi bagaimanapun juga, setidaknya dengan job  itu gue bisa biayaain kuliah sendiri.
*sujud syukur*
Ada lagi yang paiiiit…?
Tenang, masih ada stoknya nih. Malah, ini pait bingiiiit…! Hari terakhir pameran, tadinya gue jaga pagi, karena ada satu urusan gue tuker jadwal dan jadi jaga malam. Udah kayak hansip ya…

Nah, kebetulannya lagi. Pas hari terakhir, sorennya ada pengundian kupon berhadiah. Sialnya, panitia pameran datangnya telat bawa hadiah. So, dengan berat hati pengundian pun ditunda 1 jam lebih. Dari yang tadinya jam 04 sore, jadi jam 05 sore lebih….

Beneran deh, itu serem bingiiit. Seremnya adalah, mayoritas yang nunggu pengundian adalah ibu-ibu. Tahu kan, kalau sebenernya ibu-ibu itu lebih serem dari preman prempatan. Nah, gue tahu banget tuh… 

Tuh, kalau ibu-ibu lihat diskon belanjaan aja dah ribut ampe main tusuk-tusukan. Buktinya, Raditya Dika aja pernah bilang gini..

“Besarnya Diskon itu berbanding lurus dengan tingkat kekejaman ibu-ibu…”
Nah, itu baru masalah diskon. Coba kalau masalah kupooooon…! Apa gak dicakar-cakar muka penjaga pameran. Makannya, gue sempet pura-pura mati selama sejam gara-gara kasus itu. sayang, ibu-ibu itu gak percaya sama acting gue.. kayaknya, gue perlu belajar lagi deh sama Reza Rahardian. Reza mana Reza…!

Udah, yang jelas gue lolos dari tragedy pencakaran ibu-ibu. Cuma gue sama rekan gue tetep makan ati selama sejam, gara-gara protes ibu-ibu. Cuih.. beraninya Cuma sama brondong….!

Pastinya masih banyak cerita-cerita seru lainnya ya. tapi gak gue share semuanya, lagi-lagi alasannya sama. Capek nulisnya…!
(sebagai blogger, gue gagal)
Finally, gue akhiri dengan pertanyaan dari seseorang, kalimatnya begini: Perjuangan 8 hari telah berakhir, dapat pelajaran apa kamu..?
Jawabku.. “Kerja keras, tanggung jawab, kemandirian, manajemen waktu, dan manajemen perasaan…”
Dan seketika menjadi hening.
Pegalaran telah selesai, layar kembali digulung, buku-buku kambali ditumpuk, dan hak telah terpenuhi..
Dan, pelajaran sudah dalam genggaman….!



See u next post...!