Yang mereka tahu, Tuhan menciptakan begitu banyak
manusia. Berjuta-juta, bermilyar-milyar, atau mungkin lebih banyak lagi. Dan
dari kesekian banyak itu, Manusia-manusia itu diciptakan secara
berpasang-pasang. Dan dari pasang-pasang itu, ada yang benar-benar berpasang
dan selebihnya terpisah…
Salah satu dari dua orang itu berpikir, dari sekian
banyak manusia dan luasnya dunia. Kenapa mereka dipertemukan.. Bukan soal,
apakah mereka akan benar-benar berpasangan untuk cerita yang panjang atau hanya
sebentar saja berapasangan…
Tapi tentang mereka sendiri. Mereka berfikir mereka
itu mahluk aneh dengan kehidupannya sendiri-sendiri, dan dari dua ke-anehan itu
mereka saat ini bersama. Lalu apa…
Mereka saling mengingatkan satu sama lain, bahwa
mereka aneh dan sekarang bersama. Dan keduanya malah tersenyum dengan bibir
yang mengembang bak layar kapal terkembang… seolah menghiraukan semuanya..
Sudah kubilang mereka aneh, lihat saja kelakuan mereka
itu…
Lalu…
Mereka saling mengingatkan lagi, kali ini bukan tentang
ke anehan mereka masing-masing. Tapi, tentang mengingatkan bahwa diluar sana
banyak loh yang lebih baik, lebih elok, dan tentu lebih aneh, katanya pelan.
Dan seseorang dari pasangan itu hanya tersenyum, kali ini tatapan matanya
tajam, seolah ingin mengatakan dengan matanya.. “Cukup kamu dengan segala ke
anehannya…” dan perempuan itu memerah wajahnya… entah apa artinya…
Satu hal yang mungkin menjadi lawan terberat mereka.
Jarak, memisahkan dua mahluk itu dalam segala belenggunya. Kadang satu diantara
mereka mengeluh, dan yang satu menguatkan. Saling melengkapi kalo kata mereka
ketika otaknya bijak tak lagi aneh…
Lalu legalah kalbu mereka dengan caranya
sendiri-sendiri, yang satu menyibukan diri dengan pekerjaannya dan yang satu
dengan tulisan-tulisannya..
Lantas, bagaimana jika hujan turun… kau tahu,
laki-laki itu meyakini bahwa Hujan bisa membuat pikiran seseorang lebih sendu.
Lalu laki-laki itu bertanya dengan gadget genggamnya, apa yang saat ini kamu
pikirkan ? Tanyanya pelan.
Perempuan itu menjawab.. “Banyak hal yang tak
terbatas…”
Lalu laki-laki itu mengamininya, sepakat dengan
kemampuan hujan yang mampu membuat pikiran manusia menjalar hebat..
Lantas apa yang mereka nantikan ?
Tentu, momen-momen bertemu yang teramat berharga bagi
keduanya, bisa berlangsung lama tidak terasa atau malah singkat bermakna.
Sesudahnya ?
Yang satu mengantarkan ke peraduannya, memastikan
selamat. Setelah itu, lalu mereka menghening dalam peraduannya masing-masing.
Satu lagi, apa mereka bahagia ?
Entahlah, hanya mereka yang tahu. Jawabannya masih
mereka simpan sendiri-sendiri. Yang jelas, mungkin dua mahluk itu benar-benar merindu
dalam rentang jarak yang tak kunjung mereka taklukan. Mungkin saja, mereka juga
diam-diam berharap semoga perasaan mereka tetap dalam keadaan bersaling seperti
cerita dulu, awal bertemu. Semoga saja…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar