Selasa, 02 Desember 2014

Hari Kedua pada Bulan Terakhir


Aku masih ingat betul saat pertama kali ku melihatnya. Langkah kakinya cepat. Yang khas, kepalanya selalu menunduk sepanjang perjalanan tanpa merasa khawatir didepannya akan menabrak tiang listrik, pohon mangga, atau bahkan godzila...

Pernah, aku melihat tatapan matanya, tajam menyimpan kekuatan. Tapi tetap, aku juga melihat kerapuhan pada sisi lainnya. Rapuh serapuh tulang lutut manula...

Lalu pada suatu ketika aku berkesampatan duduk tepat bertatapan dengannya. Aku melihat dia bercerita tentang kehidupannya. Tentang apa yang dia suka, siapa comic favoritnya, apa buku bacaannya, berapa banyak koleksi film di laptopnya. Beruntung.. diantara cerita-ceritanya, dia tidak bercerita tentang siapa boyband Indonesia favoritnya...

Tidak tahu mengapa, pertemuan kita yang tanpa sengaja selalu meninggalkan tawa. Seperti orang yang baru saja selesai nonton opera van java..

Lalu... diam-diam kita sepakat memulai cerita panjang ini dengn baik-baik. Dan seiring berjalannya waktu, kita seperti sedang menyusuri jalan baru pada suatu peta yang masih asing. Pada peta itu, jalan tidak selamanya lurus. Kadang berbelok kanan lalu secara tiba-tiba berbelok kiri. Tidak lupa, persimpangan yang memaksa kita harus memutuskan satu diantara dua pilihan juga kita hadapi..

Tidak jarang, kami merasa letih melalui perjalanan panjang ini. Tapi dia selalu lebih dahulu bangkit menyemangati, “life is never flate...” begitu kata-katanya. Mendengar dia mengatakan itu, dalam hati aku terpana “Gilak, kata-katanya keren.. You rock girl..”. Sampai pada akhirnya aku tahu, ternyata itu tag line iklan jajan kripik kentang !!!

Tapi itu benar-benar tidak menjadi alasanku untuk berhenti terpana kepadanya. Dia punya satu cerita rahasia. Cerita tentang dirinya yang istimewa. Mendengar dia selesai bercerita.. aku melihat keteduhan pada kedua matanya. Sama seperti keteduhan semua mata manusia yang baru membuka rahasianya. Ada ketenangan dan kekhawatiran campur jadi satu.

Lalu sampailah di hari kedua pada bulan terakhir, perjalanan itu masih bertahan. Entah akan sampai kapan, yang jelas perjalanan ini sudah satu putaran. Semoga terus berputar.. kembali melalui hari kedua pada bulan terakhir selanjutnya, dan seterusnya... semoga saja.

Harapannya, jadikan kita dalam putaran itu seperti dua jam weker yang saling membangunkan. Jadikan seperti plang penunjuk arah pada perempatan, sebagai penunjuk kemana kita akan berjalan. Jadikan aku dan kamu seperti manusia yang apa adanya, saling menerima, dan bersiap untuk perjalanan cerita selanjutnya...

See you.. di hari kedua pada bulan terakhir selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar