Aku
masih ingat betul saat pertama kali ku melihatnya. Langkah kakinya cepat. Yang khas, kepalanya selalu menunduk sepanjang perjalanan
tanpa merasa khawatir didepannya akan menabrak tiang listrik, pohon mangga, atau bahkan godzila...
Pernah,
aku melihat tatapan matanya, tajam menyimpan kekuatan. Tapi tetap, aku juga
melihat kerapuhan pada sisi lainnya. Rapuh serapuh tulang lutut manula...
Lalu
pada suatu ketika aku berkesampatan duduk tepat bertatapan dengannya. Aku melihat
dia bercerita tentang kehidupannya. Tentang apa yang dia suka, siapa comic
favoritnya, apa buku bacaannya, berapa banyak koleksi film di laptopnya.
Beruntung.. diantara cerita-ceritanya, dia tidak bercerita tentang siapa boyband
Indonesia favoritnya...
Tidak
tahu mengapa, pertemuan kita yang tanpa sengaja selalu meninggalkan tawa. Seperti
orang yang baru saja selesai nonton opera van java..
Lalu...
diam-diam kita sepakat memulai cerita panjang ini dengn baik-baik. Dan seiring
berjalannya waktu, kita seperti sedang menyusuri jalan baru pada suatu peta
yang masih asing. Pada peta itu, jalan tidak selamanya lurus. Kadang berbelok
kanan lalu secara tiba-tiba berbelok kiri. Tidak lupa, persimpangan yang
memaksa kita harus memutuskan satu diantara dua pilihan juga kita hadapi..
Tidak
jarang, kami merasa letih melalui perjalanan panjang ini. Tapi dia selalu lebih
dahulu bangkit menyemangati, “life is
never flate...” begitu kata-katanya. Mendengar dia mengatakan itu, dalam
hati aku terpana “Gilak, kata-katanya keren.. You rock girl..”. Sampai pada akhirnya aku tahu, ternyata itu tag line iklan jajan kripik kentang !!!
Tapi
itu benar-benar tidak menjadi alasanku untuk berhenti terpana kepadanya. Dia
punya satu cerita rahasia. Cerita tentang dirinya yang istimewa. Mendengar dia
selesai bercerita.. aku melihat keteduhan pada kedua matanya. Sama seperti
keteduhan semua mata manusia yang baru membuka rahasianya. Ada ketenangan dan
kekhawatiran campur jadi satu.
Lalu
sampailah di hari kedua pada bulan terakhir, perjalanan itu masih bertahan. Entah
akan sampai kapan, yang jelas perjalanan ini sudah satu putaran. Semoga terus
berputar.. kembali melalui hari kedua pada bulan terakhir selanjutnya, dan seterusnya...
semoga saja.
Harapannya,
jadikan kita dalam putaran itu seperti dua jam weker yang saling membangunkan. Jadikan
seperti plang penunjuk arah pada perempatan, sebagai penunjuk kemana kita akan
berjalan. Jadikan aku dan kamu seperti manusia yang apa adanya, saling
menerima, dan bersiap untuk perjalanan cerita selanjutnya...
See you.. di
hari kedua pada bulan terakhir selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar