Ide
adalah titik awal dari terbentuknya sebuah karya. Sebuah cerita yang terkumpul
dalam buku yang tebal pasti juga bermula dari sebuah ide.
Nah, masalahnya adalah
menemukan ide itu gak mudah. Bahkan saking sulitnya, ada yang bilang bahwa ide
seakan-akan mahluk langka yang jarang sekali orang lihat, seperti siluman buaya
putih dalam sebuah perkampungan. Ide yang baik seolah datang setahun sekali,
bahkan ada yang bilang ide itu kayak warisan wangsit, datang dengan
sendirinya. Benarkah ?
Jawabannya,
tidak !!! Seribu persen tidak.
Ide
tidak datang dengan sendirinya. Kamu harus menggali, untuk menemukan ide. Ide
yang baik adalah ide yang kita gali sendiri.
Caranya
?
Caranya,
temukan kegelisahan dalam hidup kamu. Ini adalah rumus paling mudah dan ampuh
untuk siapa saja yang ingin menemukan sebuah ide.
Kenapa
mudah ?
Karena
kegelisahan itu benar-benar kita rasakan dalam kehidupan nyata. Tidak ada yang
lebih mudah dari menulis keresahan-keresahan kita. Ini berlaku untuk siapa
saja, baik itu penulis buku, penulis kolom di surat kabar, maupun stand up comedy-an.
Raditya
Dika, adalah salah satu penulis yang menulis buku berawal dari kegelisahannya.
Serial malam minggu miko-nya juga berawal dari keresahan terhadap malam minggu
yang hanya Radit habiskan di rumah dengan nonton bola dan ngobrol sama kucingnya.
Ngenes..
Begitu juga seorang comic (baca: pelaku Stand up
comedy) pasti sebagian besar melucu dari kegelisahan-kegelisahan disekitar
kita. Kenapa mereka seperti itu ? tentu jawabannya sama seperti yang diatas:
menulis dan menceritakan kegelisahan itu mudah.
Mudah,
karena saat kita menulis akan terus menerus mengungkapkan apa yang selama ini
kita gelisahkan. Saat kamu menemukan kegelisahan usahakan langsung kamu
curahkan dalam tulisan. So, sediakan notes kecil yang bisa kamu bawa
kemana-mana. Karena kamu tidak akan pernah tahu dimana akan menemukan
kegelisahan. Bisa saja saat di jalan kamu menemukan kegelisahan gara-gara
ketemu sama mantan, tapi dia acuh seolah gak pernah kenal. Nah loh... gelisah
kan..
Jadilah
dari kegelisahan seperti itu mungkin kamu akan bisa menulis karya tentang
mantan yang nyebelin. Terus dibukukan, dijual kepasaran, dan jadi best seller. Tuh, sakit hati bisa jadi
royalti...
Selama
ini saya bisa bertahan konsisten nulis di blog sejak tahun 2009 juga karena
kegelisahan. Hampir semua tulisan-tulisan saya di blog ini, maupun di blog yang
dulu berawal dari keresahan-keresahan hidup. Saya pernah menulis tentang
“Gara-gara Serigala”, tulisan itu berawal dari kersesahan saya terhadap
sinetron GGS yang lagi naik daun kelor. Gara-gara sinetron itu, semua anak
tetangga saya rusak.. Padahal
masih banyak loh acara-acara yang bermutu lainnya, 7 Manusia Harimau
misalnya... *eh sama aja Nyet !
Pernah
juga saya menulis tentang Hebatnya Camera360. Waktu itu saya resah banget sama abg-abg di social media yang terampil
mempercantik diri dengan aplikasi itu. Saya banyak menemui foto-foto cewek yang
kulitnya putih seperti artis korea. Padahal saya tahu persis seperti apa asli
wajahnya, bukan seperti arti korea, tapi lebih seperti artis korengan..
Atau
tulisan saya yang duluuuuuu banget, waktu masih zaman SMA. Saat saya masih
belum bisa bedain mana Agnes Monica mana Chika Jesica. Tulisannya tentang mengidolakan seorang cewek satu sekolahan. Itu juga
berawal dari kegelisahan saya yang hanya bisa menjadi secreat admirer. Waktu itu saya menulis betapa gak enaknya jadi secreat admirer. Yang mau baca bisa klik
disini. Tapi maaf, tulisan saya yang dulu masih alay-alay anak SMA. Loh emang
sekarang tulisan lu gak alay Yon ? Ya alay juga sih, tapi alay-alay anak
kuliahan. Rencana, tahun depan tulisan saya bakal alay-alay rasa anggur.
(Woy,
itu Ale-ale...!)
Jujur,
saya merasakan lebih mudah jika menulis kegelisahan-kegelisahan sendiri. Saya
benar-benar menjadi diri sendiri, menulis mengalir seperti air kran di mushola
sebelah. Walaupun kadang-kadang macet sih kalau belum bayar PAM.. #MulaiCurcol
Jika
ada yang bilang “Gue tidak punya kegelisahan Yon....”
Saya
jawab: tidak mungkin ! umumnya manusia pasti mempunyai
kegelisahan-kegelisahannya sendiri. Kamu mungkin merasa tidak gelisah, namun
sebenarnya kamu belum sadar terhadap kegelisahanmu.
Pertanyaan-pertanyaan
berikut ini mungkin bisa membantu kamu menemukan kegelisahan :
1.
Apa yang selalu membuat kamu kesal ?
2.
Apa akhir-akhir ini mengganggu pikiranmu ?
3.
Apa pengalamanmu yang paling menyedihkan ?
Jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan diatas kemungkinan akan menjadi kegelisahan yang
menjadi ide dasar kamu bercerita. (Raditya Dika, Rahasia Menulis Kreatif, Hal. 7)
Contoh:
1.
Jika apa yang selalu membuatmu kesal adalah
orang tua yang selalu mengekang kamu, maka buatlah cerita tentang seorang anak remaja yang ingin menemukan
kebebasan, atau tentang seorang
remaja yang ingin tahu rasanya dipercaya orang tua sendiri.
2.
Jika apa yang mengganggu pikiranmu selama
ini adalah tentang susahnya bikin skripsi, maka kamu bisa menuliskan cerita
tentang catatan mahasiswa tingkat akhir.
3.
Jika pengalaman yang paling menyedihkan
adalah pacar yang direbut sama teman sebangku secara terang-terangan, maka kamu
bisa menuliskan tentang sahabat yang
tidak menghargai arti persahabatan. (Amit-amit jangan sampe terjadi ya...!)
Nah
untuk memperjelas lagi gambaran kegelisahanmu, berikut ini ada beberapa
gambaran kegelisahan yang dialami mayoritas orang sesuai dengan rentan umurnya.
Umur 17 – 21 tahun,
biasanya menggelisahkan tentang : Cinta pertama, mencari sahabat, diberikan
kebebasan oleh orang tua, dll.
Umur 21-25 tahun,
biasanya menggelisahkan tentang : Nostalgia masa lalu, membandingkan
pekerjaannya dengan orang lain, merasa ragu apakah jurusan kuliah dan kariernya
benar, dll.
Umur 50-60 tahun,
biasanya menggelisahkan tentang : keinginan untuk kembali merasakan muda,
merasa banyak mimpi belum terpenuhi, keinginan untuk memiliki lebih banyak
waktu bersama keluarga.
Setiap
generasi pasti punya hal-hal yang mereka gelisahkan. Nah, kamu bisa mencocokan
dengan kondisi kamu sekarang. Kalau sudah ketemu, lalu tulislah kegelisahan
kamu..
Saya
pikir cukup sampai disini dulu tentang menulis kegelisahannya. Bagaimanapun
juga tulisan ini baru bisa membantu memecahkan problem ide awal menulismu. Jika
kamu ingin menulis sebuah buku, maka perjalanan kamu masih sangat panjang.
Menemukan kegelisahan untuk sebuah ide cerita semacam ini adalah titik awal
untuk perjalanan bercerita kamu. So, saya
harap, tulisan ini bisa membantu kamu menemukan ide awal menulis.
Menulis
paling mudah adalah menulisakan kegelisahan kita sendiri. Gak percaya ? Coba
aja...
See
u next post..
PS
: Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis selama menjadi blogger dan
juga sebagai pengembangan dari buku Raditya Dika, Rahasia Menulis Kreatif, hal 7-8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar