Gaes, lama nih saya gak update blog ini. Kadang saya merasa berdosa sudah mencampakan dan
tidak pernah menjamah blog pribadi saya ini. Mungkin seandainya blog ini bisa
menentukan hidupnya sendiri, pasti dia bakal milih ganti admin. Seandainya blog
ini bisa ngomong, mungkin dia bakal ngomong “Sudah
cukup kita sampai di sini. Tolong jangan jamah aku lagi mas !!”
Dramatis abis.
Oke skip.
Langsung saja ke intinya. Di postingan pertama ini
setelah saya mengkhatamkan skripsi, saya akan mencoba me-review sebuah film yang belum lama ini saya tonton. Sebuah film
yang sukses banget bikin saya baper tingkat dewa. Gilak.... saya gak nyangka
bakal kebawa juga emosinya saat film ini berakhir. Oke sebut saja film ini: You Are
The Apple of My Eye.
Sebenernya saya termasuk kudet karena baru sekarang
nonton film ini. Which is, film ini
dirilis tanggal 25 Juni tahun 2011, dan saya di tahun 2015 ini baru nonton. Sumpah...
kudet parah. Ibarat kata nih, yang lain sudah pada nonton film Fast and Forius 7, eh saya baru nonton
film Petualangan Sherina.
Film ini bergenre romance
comedy. FYI, ini adalah genre
favorit saya dalam dunia perfilman. Kenapa ? alasannya klasik.... saya butuh banyak
referensi cerita drama komedi untuk kepentingan inspirasi kepenulisan saya. Demi
masa depan asmara saya juga. Oke skip !!
Abaikan paragraf ini !
Film yang disutradarai oleh Giddens Ko ini dibintangi antara lain oleh Ko Chen-Tung yang berperan sebagai Ko Ching-Teng dan Michelle
Chen berperan sebagai Shen Chia-Yi. Khusus
untuk Michelle Chen, kalau boleh
jujur di film ini saya naksir banget sama kamu. Iya kamu.... Michelle Chen. Saya suka banget pas
bagian Michelle Chen mulai mengikat
rambutnya demi memenuhi keinginan orang yang dia cinta. Saya sampai khilaf, dan
lupa kalau saya pernah nge-fans sama Raisa.
Saya ingin mencoba berbeda dengan gaya review-review
film pada umumnya. Saya gak mau bercerita bagimana alur ceritanya dari awal
sampai akhir. Cukup poin-poin bapernya saja. Semoga dengan lu melihat poin-poin
bapernya, lu yang tadinya belum pernah nonton jadi pengin nonton.
Langsung aja, berikut ini beberapa alasan mengapa film You Are The Apple of My Eye jadi salah
satu film Baper versi saya:
1. Judulnya aja udah baper
You Are The Apple
of My Eye, pas pertama saya baca judulnya aja, saya
sudah yakin pasti film ini baper banget. Baper !! iya soalnya gak ngerti artinya.
Oke serius...
Judul tersebut sebenarnya menggunakan bahasa
perumpamaan. Lu butuh menghayati betul apa makna judul tersebut. Simpelnya,
buah apel itu diibaratkan sebagai pupil di mata kita. Nah kalau kita ngeliat
seseorang, bayangannya dia itu akan ada di pupil kita. Jadi bisa dihubungkan
kalau seseorang itu adalah ‘Apple of my
eye’ artinya bayangan orang itu selalu ada di mata kita. Lebih jelas lagi,
kita senang melihat dan memperhatikan dia dengan mata kita.
Baper gak lo....?!!
Mulai sekarang kalau lu memiliki seseorang yang sangat
berarti, lu tinggal bilang aja sama dia. “You
are the apple of my eye.”
Kalau cewek lu gak klepek-klepek, DM saya !!
#JaminanMutu
2. Setting ceritanya masa SMA - Kuliah
Sebelum manusia berjumpa dengan berbagai persoalan
hidup seperti dihimpit hutang, bayar cicilan, biayain anak sekolah, dan
masalah-masalah hidup yang lainnya. Tuhan memberikan kita sebuah masa yang
paling indah bernama: SMA
Masa SMA diakui atau tidak diakui, adalah masa yang
diberkati Tuhan dengan segala keindahan, kenangan, tanpa beban, pokoknya yang
manis-manis semuanya ngumpul disini. Film ini sukses membawa siapa saja yang
menonton untuk kembali mengingat masa-masa SMA-nya. Mengingat siapa cinta
pertama kita. Siapa sahabat-sahabat dekat kita. Dan banyak kenangan-kenangan
lainnya.
Michelle Chen yang
aslinya sudah berumur 30 tahun, di film ini mukanya sukses mewakili wajah-wajah
gadis SMA pada umumnya. Subhanalloh.... banget
deh mukanya. Ko Chen-Tung juga tidak
kalah sukses memainkan peran cowok ala-ala SMA. Bad boy.. bad boy gimana gitu.
Mereka berdua beradu akting dengan baik. Mereka sangat
menjiwai, terutama saat mereka masih saling membenci, kemudian mulai dekat,
lalu jadian. Dan... hubungannya berlanjut hingga mereka kuliah. Lalu... LDR.
Baper lagi gak tuh ?!
3. Rela berjuang demi orang yang disayang
Part
ini ketika Michelle Chen yang
terkenal rajin, pada suatu hari lupa gak bawa buku Bahasa Inggris (Kalau di
Indonesia, anggep aja lupa gak bawa LKS. Iya soalnya buku cetak lebih mahal J ),
dan guru Mapel tersebut galak banget, gak segan-segan menghukum siapa saja
dengan kejam. Michelle Chen pun
terhimpit, bingung mau ngelakuin apa, nama baiknya sebagai anak rajin bisa
tercoreng gara-gara gak bawa buku. Di kondisi yang segawat itu, tanpa di duga Ko Chen-Tung yang duduk di depannya
menyelipkan buku cetaknya di meja Michelle
Chen. Padahal waktu itu mereka masih musuhan. Dari situlah, perasaan Ko Chen-Tung mulai terlihat dan rela
berkorban untuk orang yang diam-diam selama ini dia sayang.
Akhirnya Ko
Chen-Tung pun dihukum skot-jump
sambil ngangkat kursi selama beberapa kali. Sumpah galak banget gurunya. Bagi siapa
saja yang mungkin merasa belum bisa melakukan sesuatu yang berharga atau belum bisa
berkorban untuk pasangannya, saya yakin bakal baper banget pas nonton adegan
ini.
Termasuk saya. (Abaikan !!)
4. Orang pintar kalah sama orang
beruntung
Saat Michelle
Chen lulus SMA dan akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi. Michelle Chen percaya akan masuk ke
perguruan tinggi favoritnya. Eh, nasib berkata lain Michelle Chen yang terkenal sangat berprestasi selama di SMA
ternyata gagal dan melanjutkan di perguruan tinggi keguruan yang sebenarnya
bukan tujuan utamanya. Michelle Chen kecewa,
dan gak percaya dengan apa yang dialaminya. Dia pun menangis.... dan saya
mimisan, saya gak tahan liatnya. Sumpah... pas dia nangis level kecantikannya nambah.
Cep.. cep... sini
bersandar di pundak abang.
Sementara Ko Chen-Tung yang terkenal bad boy bin
badung bisa meneruskan ke perguruan tinggi tujuannya. Dia beruntung. Saya yakin
di poin ini juga banyak yang baper. Lagi-lagi, termasuk saya. Kzl !!
5. Semakin perempuan dewasa, semakin
realistis kriterianya
Michelle Chen saat
SMA tertarik dengan Ko Chen-Tung yang
badung tapi ganteng. Namun endingnya, saat Michelle
Chen dewasa malah menikah dengan orang lain yang secara fisik gak
ganteng-ganteng amat. Malah menjurus ke muka tua. Tapi sudah hidup mapan. (Maap
ya, Spoiler ending fillmnya :) )
Menurut saya hal yang dilakukan Michelle Chen sudah sangat umum. Perempuan saat SMA cenderung
menyukai pria-pria yang secara fisik ganteng dan agak bad boy gimana gitu. Namun
saat perempuan beranjak dewasa, dan memasuki fase-fase untuk hidup serius,
biasanya perempuan akan merubah kriterianya. Perempuan lebih memilih tertarik
kepada pria yang sudah mapan, dan pertimbangan fisik menjadi nomor sekian. Gak peduli
apakah dia jauh lebih tua atau enggak. Perempuan semakin realistis, bahwa
mereka itu butuh hidup. Percuma ganteng tapi gak bisa ngasih makan. Makan tuh
ganteng !!
Jadi, berbahagialah bagi siapa saja yang mukanya pas-pasan
tapi materinya sudah mapan. Bersedihlah bagi siapa saja yang mukanya pas-pasan
tapi hidup masih saja berkekurangan. Termasuk... ah sudahlah !
Saya yakin di part
ini lebih banyak cewek yang baper. Karena harus mengorbankan perasaannya.
Sementara cowok di part ini lebih
cenderung ke arah tersinggung.
6. Menjaga Persahabatan Sampai Dewasa
Di film ini Ko Chen-Tung
memiliki 4 sahabat dekat. Mereka berlima sama-sama bad boy. Selain itu mereka juga menyukai satu wanita yang sama. Siapa
lagi... the one and only Michelle Chen.
Huft. Gak di Taiwan gak di Indonesia cewek cakep selalu
jadi rebutan. Saya yakin di Zimbabwe pun juga begini.
Mereka berlima memang menyukai wanita yang sama. Tapi perasaan
mereka kepada Michelle Chen tidak
sampai merusak persahabatan mereka. Bahkan sampai lulus SMA, kuliah terpisah,
kerja dan sibuk sendiri-sendiri mereka masih menyempatkan waktu untuk bersama. Bahkan
pas pergi ke kondangannya Michelle Chen,
mereka berlima juga datang bersama-sama. Dan.. baper semua.
7. Selalu mendoakan yang terbaik untuk
mantan
Poin yang ketujuh ini mungkin untuk beberapa kalangan
sulit untuk diterima. Mungkin hanya orang-orang yang terpilih saja bisa
melakukan ini. Well, Ko Chen-Tung yang merupakan mantan Michelle Chan sempat berpikir saat
diundang ke pernikhan mantannya akan berdoa yang jelek-jelek. Namun saat Ko Chen-Tung melihat mantannya berjalan
beriringan bergandengan dengan suaminya. Dia melihat betapa bahagianya
mantannya di hari itu.
Dari situ Ko Chen-Tung
sadar ternyata apa yang dipikirkannya barusan salah. Dia ternyata ikut
bahagia melihat mantannya bahagia. Ko Chen-Tung
berpikir: saat kamu benar-benar menyukai seorang wanita. Ketika ada
seseorang yang mengasihinya, mencintainya. Maka kamu akan benar-benar dari hati
yang paling dalam mendoakan dia bahagia selamanya.
So deeeep.
8. Dialognya Baper
Dalam film ini ada beberapa dialog pemerannya yang
baper banget. Pertama, saat Ko Chen-Tung patah hati dia bilang
dalam hati “Dalam pertumbuhan menuju dewasa, hal yang paling kejam adalah perempuan
selalu lebih dewasa dari laki-laki seumurannya. Kedewasaan seorang perempuan,
tak ada satupun laki-laki yang mampu menampungnya.”
Asli... saya suka banget sama qoute’s ini. Saya sebagai
cowok mengakui, perempuan selalu terlihat lebih berpikir serius dibanding kami,
cowok.
Kedua, saat
Ko Chen-Tung dan Michelle Chen sudah menjadi mantan. Kemudian
pada satu waktu, mereka berbicara dalam sambungan telephon, Michelle Chen bilang
“Karena pernah kamu sukai, aku jadi merasa sulit merasa orang lain benar-benar
menyukaiku.”
Resiko punya mantan terindah ya begini.
Ketiga, saat
Ko Chen-Tung datang di nikahannya Michelle Chen, doi berbicara dalam hati
“Aku salah, ternyata saat kamu benar-benar menyukai seorang wanita. Ketika ada
seseorang yang mengasihinya, mencintainya. Maka kamu akan benar-benar dari hati
yang paling dalam mendoakan dia bahagia selamanya.”
Sumfah... Ko Chen-Tung
lakik banget !!
9. Ada Adegan Masturbasi
Secara keseluruhan saya sangat
menyukai film ini. Cuma ada beberapa bagian yang saya risih lihatnya. Di film
ini ada beberapa adegan yang kurang senonoh, mungkin dua nonoh. J
Misalnya saat Ko Chen-Tung dan temannya
berlomba masturbasi saat pelajaran berlangsung. Bayangkan... parah banget kan. Sebadung-badungnya
anak SMA disini juga gak gini-gini juga kali.
Ada juga sahabat Ko Chen-Tung yang memiliki karakter ‘Tukang Ereksi’. Dia ereksi sepanjang waktu, gak pandang tempat,
situasi, dan kondisi, pokoke ngaceeeeng !!
Kemudian, saat Ko Chen-Tung tinggal di asrama putra di kampusnya dia sekamar
dengan cowok-cowok yang memiliki semangat mesum yang sama. Mereka biasa
melakukan masturbasi berjamaah. Disitu saya merasa jijik.
Serius.. saya gak ngerti kenapa
sutradaranya harus memasukan unsur-unsur ini. Saya pikir, mungkin karena untuk
menambah unsur komedi. Oke... tapi ya gak gini-gini juga kali. Fix, baper.
Dan... terakhir, poin terpenting
mengapa film ini baper banget adalah...
10. Film ini sad ending dan diangkat dari
kisah nyata
Film yang memiliki ending
sedih, pasti sukses membuat siapa aja yang nonton baper. Setelah saya menonton
film ini, saya sempat googling gitu, lihat blog-blog yang sudah me-review film ini. Saya lihat kolom
komentarnya, dan ternyata sebagian besar yang sudah pernah nonton banyak yang
kebawa cerita, ada yang kecewa, gak percaya, dan ada yang berharap bakal ada
film keduanya dan berakhir bahagia, macem-macem deh. Dari situ saya melihat
suksesnya film ini mengaduk-aduk emosi penontonnya.
Ditambah lagi, film ini ternyata diambil dari kisah
nyata Sutradaranya si Giddens Ko. Jadi
nih doi nulis pengalamannya ini menjadi sebuah buku dengan judul yang sama,
dijual, dan best seller. Terus doi
angkat deh ke layar lebar. Eh sukses juga filmnya, banyak penghargaan pula diraihnya.
Fix, banyak orang yang jadi korban ke-baper-an film ini. Menurut saya film yang
diangkat dari kisah nyata memang lebih greget !
Itu dia gaes, beberapa poin mengapa
film You Are The Apple of My Eye
jadi salah satu film baper menurut saya. Gimana... penasaran pengin nonton gak
? yang jelas saya cuma mau bilang: Hidupmu
belum lengkap kalau belum pernah nonton film ini !!!
Sekian, wasalam !
Saya syudah nonton bang.. klo di indonesia hampir sama ky film crazy love, alur ceritanya hampir sama persis tp adalah yg dibuang adegan2 yg ****** sensor Hahaaa. Sm endingnya juga berbeda. Filmnya bikin cetar cetar gmn gitu bang :D
BalasHapusHahahaha adegan yang model gitu di Indonesia mah sudah pasti dibuang jauh-jauh. Ini bansga beradat sih. Hahaha. Tuh kan liat endingnya emsoi kita sebagai penonton pasti terbawa... :)
HapusItu indonesia yang niru bang wkwkwk liat aja tahun pembuatannyaa 😅😅 saya udah nonton juga versi indonesia gak se haru taiwan malah gaje menurut sayaa 😅😂😂 hahahahahaha
Hapusdi indonesia film TKVDW extend dialognya bikin baper parah
BalasHapusSumpahhh.. baper... micheelle chen cantik bgt... smoga ada part 2ny.. dengan pemain yg sama...
BalasHapusSumpahhh.. baper... micheelle chen cantik bgt... smoga ada part 2ny.. dengan pemain yg sama...
BalasHapusFilm terbaik sepanjang masa,baper banget yang berjuang siapa,yang macarin siapa akhirnya nikahnya sama orang lain.
BalasHapusYang baru nonton tahun 2020 era corona nyimak .
BalasHapus